Tuesday, March 6, 2018

Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian - Orang Tua Zaman Now


Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, itulah pepatah yang sering terdengar ketika membicarakan tentang keluarga. Perilaku anak pasti tidak akan jauh dengan orang tuanya. Jika orang tuanya berkelakuan baik niscaya anaknya pun baik, begitupun sebaliknya. Pernyataan itu sudah menjadi hal yang lumrah diyakini oleh masyarakat kita. Ironisnya ketika orang tuanya adalah sosok terpandang tetapi anaknya seorang penjahat. Apakah mungkin jauh dari pepatah tadi, atau malah merubah pepatah itu. Mungkin buahnya busuk sebelum jatuh dari pohonnya? 

Perlu kita sadari sebagai orang tua, bahwa lingkungan pertama bagi proses perkembangan anak dan merupakan fondasi bagi pembentukan karakter anak adalah keluarga. Menurut Duvall dan Logan (1986) keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial tiap anggotanya. Pendidikan berawal dari keluarga dan orang tua merupakan guru (role model) yang menjadi panutan utama bagi anak. Dalam berinteraksi dengan anak, segala ucapan, sikap, dan perilaku orang tua akam terekam dalam ingatan anak sebagai dasar pijak sikap dan perilaku mereka. Jadi, sudah menjadi hal yang mutlak bahwa dari keluargalah tercipta karaktek anak. Terlepas dari itu masalah baru mulai bermunculan dari lingkungan, pendidikan formal, dan teknologi.

Diabad 21 ini menjadi tantangan hebat untuk para orang tua dalam mendidik anak. Tidak sedikit orang tua yang merasa cukup memenuhi kebutuhan anak sebatas materiil saja. Orang tua lebih sibuk mencari uang dibandingkan menemani anaknya. Hal tersebut dinilai berdampak negatif kepada anak. Terkadang anak hanya bisa pasrah menghadapi kenyataan kalau mereka kurang perhatian dan mencari jalur pelarian dengan caranya sendiri. Memang menjadi orangtua bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Lalu bagaimana Anda menyikapinya dengan cara berhubungan dengan anak, mendidik anak, dan mengajarkan anak sangat memengaruhi tumbuh kembang anak, termasuk fisik dan mentalnya? Bukankah itu memang sudah menjadi tugas orang tua?

Anak-anak yang merasa kekurangan kasih sayang dan perhatian mencari jati diri di tempat lain. Keadaan ini bisa membuat anak mudah tergabung ke dalam kumpulan-kumpulan atau masuk ke pergaulan yang mengarah kepada hal-hal yang tidak baik. Ditambah lagi dengan kemudahan teknologi dalam mengakses segala sumber yang mengusung ketidakterhinggaan dan kebebasan informasi bisa menjadi bumerang kepada kita sebagai orang tua. Teknologi informasi dan peralatanya tidak bisa terlepaskan dari keseharian anan-anak. Suka atau tidak suka hal ini menjadi fenomena di zaman sekarang. Kenyataannya dunia teknologi sudah merenggut anak-anak kita. Karena perubahan zaman yang merubah pola lingkungan mereka menjadi lingkungan teknologi. 

Kita hanya perlu memahami bahwa anak-anak bisa belajar dan mencari informasi sendiri dan peran kita haruslah menjadi pembimbing yang baik, agar peran utama orang tua tidak hilang dan digantikan oleh teknologi. Seringkali informasi negatif yang tersebar memicu munculnya kenakalan remaja. Tapi dari sisi positif pun banyak yang bisa didapat dari perkembangan teknologi informasi akan tetapi perlu peran orang tua, dalam hal ini mengawasi para anak dalam mengakses informasi.

Salah satu hal yang dapat menunjang hal ini adalah komunikasi dengan anak. Komunikasi antar anak dan orangtua merupakan dasar bagaimana orangtua dan anak membentuk sebuah relasi. Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna. Dalam makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan dengan kegiatan manusia dan kaitannya dengan pesan dan hubungannya. Komunikasi yang tidak baik antara orangtua dan anak tentu dapat membuat hubungan orangtua dan anak bertambah buruk.

Prof. Dr. Didik J. Rachbini Guru Besar/Direktur Program Pascasarjana Universitas Mercu Buana Disiplin ilmu psikologi memengaruhi ilmu komunikasi karena objek pembahasan dari psikologi adalah individu. Komunikasi pada dasarnya adalah proses mental dan perilaku yang berasal dari diri pribadi seseorang. Perspektif dari disiplin ilmu psikologi melihat komunikasi sebagai proses individual yang melibatkan mental dan perilaku individu. Beberapa psikolog juga telah menemukan bahwa anak yang menjalin komunikasi baik dengan orangtuanya memiliki risiko yang lebih rendah untuk melakukan hal-hal buruk, seperti merokok, narkoba, minum-minuman alkohol, penyimpangan seksual, serta kekerasan. Jadi, temukan pola komunikasi Anda dengan anak yang baik dan membuat anak nyaman akan hal tersebut. Beberapa anak mungkin tidak terlalu nyaman jika orangtua mengetahui setiap apa yang dilakukan anak. Kuncinya adalah selalu ingin tahu tanpa mengganggu privasi anak.

Membangun komunikasi yang baik dengan anak tidak hanya melibatkan berbicara saja, tapi juga orangtua harus mendengarkan anak. Jadi, komunikasi dua arah dapat terjadi antara orangtua dan anak. Kemampuan Anda dalam mendengarkan anak dirasa sangat penting untuk membangun komunikasi yang efektif.

Selain kemampuan mendengarkan, beberapa cara dalam membangun komunikasi dengan anak yang baik adalah dengan meluangkan waktu beberapa saat setiap hari untuk berbicara dan mendengarkan anak. Memerhatikan apa yang sedang anak bicarakan pada Anda. Sebisa mungkin Anda hanya fokus mendengarkan anak, tidak sambil menonton TV atau memegang gadget. Hal ini juga dapat mengajarkan anak bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.

Mendorong anak untuk mengungkapkan ide-ide maupun opininya terhadap suatu hal. Biarkan anak bertanya apapun pada Anda dan sebisa mungkin beri anak jawaban yang baik. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi positif antar orangtua dan anak (berbicara dan mendengarkan secara bergantian). Jangan takut untuk membahas hal-hal yang penting, mengkritik anak, atau menyalahkan anak. Tapi, jangan sampai berteriak atau berbicara kasar yang dapat menyakiti hati anak. Ingat, Anda adalah panutan bagi anak.

Karena menjadi orang tua adalah pilihan yang penuh tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya, diperlukan kesadaran akan kewajiban sebagai Ayah atau Ibu. Dimulai dengan menyadari karakter diri sebagai orang tua dalam artian introskpeksi diri sesuai dengan perkembangan ilmu kejiwaan di zaman ini dengan tidak memaksakan kehendak kepada anak-anaknya. Kenali watak dan karakter anak yang heterogen, yang tidak selalu sama dengan orangtuanya. Bekali pula anak-anak denan kebenaran yang kita anut, karena apa yang dikatakan guru di sekolah tidak sama dengan realita yang terjadi di rumah. Ajarkan juga anak-anak berimprofisasi dengan lingkungannya yang selalu mengalami perubahan kearah yang positif. Karena tak ada yang lebih penting menjadi orang tua, selain mengasuh dan mendidik anak-anaknya dan karena kita orang zaman now.#sahabatkeluarga

3 comments:

  1. Sangat menolong bagi para orang tua

    ReplyDelete
  2. Ayo ikuti kontes SEO di itu99 dengan total HADIAH Rp.30.000.000


    Pendaftaran dimulai pada tanggal 22 Januari 2018
    Pendaftaran berakhir pada tanggal 22 April 2018
    Pemenang akan diumumkan pada tanggal 7 Mei 2018
    Hadiah akan dibagikan pada 8 Mei 2018

    Untuk info lebih lanjut, klik link ini : www.itu99.org/kontes/

    ReplyDelete