Friday, February 17, 2023

TEKA-TEKI GOMBALAN CINTA


Aku nggak suka pake alas kaki,

 Buat apa aku pakai alas kaki kalau bukan kamu alasanku melangkah lagi.


Aku nggak takut liat peluru bercecer dijalanan.

 Yang kau takut liat kamu berjejer di pelaminan.


Aku tahan dinginnya es,

Tapi tak sanggupku lihat air matamu menetes.


Aku mau minta maaf, iya maaf udah terlalu sayang sama kamu.


Apa bedanya balon sama kamu?

Kalo balon 5 rupa-rupa warnanya.

Kalo kamu 1 rupawan parasnya.


Kamu dapet salam dari yadi,

Yadiriku maksudnya.


Amis ih, iya amis.

Amis you maksudnya…


Suatu saat kamu mau nggak jadi yang kedua?

Jadi yang kedua diurutan kartu keluarga kita nanti maksudnya.


Aku takut kalo pengen ngajak kamu main,

 Soalnya kamu nggak pantes diajak main-main,

Kamu pantesnya diseriusin.


Jika suatu saat aku berlutut dihadapan wanita lain selain kamu,

Itu adalah saat aku sedang mengikat tali sepatu anak perempuan kita.



Kalo kamu nyuruh aku buat umumin keseluruh dunia kalo aku sayang kamu,

Aku Cuma bakal bisikin ke kuping kamu,

Soalnya kamulah duniaku.


Kamu orang jawa ya?

Jawaban dari doa-doaku.


Kamu sukanya apa? Kalo aku sukanya somay,

So may you marry me?


Rumah apa yang paling indah?

Rumah tangga kita nanti.


Kalo jadi superhero, kamu bisa tebak aku mau jadi apa?

Jadi YourMan.


Tau satu kata yang bisa deskripsiin kamu?

Kamu itu, segalanya.


Kalo ibarat aku setrika, kamu itu listrik.

Soalnya aku nggak mungkin bisa hidup tanpa kamu.


Kalo ibarat aku tulang, kamu itu kalsium.

Soalnya kalo tanpa kamu aku pasti rapuh.


Wajahmu itu sulit buat digambar loh,

 Soalnya indah wajahmu, cerah senyummu tak bisa terlukiskan oleh apapun.


1 3 4 5 6 7 8 9 10, udah bener belom?

Ga ada duanya ya? Iya sama kaya kamu ga ada duanya.




Kalo kamu wajan, aku itu margarine.

Deket kamu aku meleleh.



Aku besok mau ambil jurusan pertanian,

Biar tau pupuk yang pas buat cinta kita.


Teka teki anak


Terdapat banyak tebak-tebakan atau teka-teki lucu di Internet. Namun, kebanyakan, yang rata-rata copy-paste itu (pissss…), tidak nyaman dibaca anak-anak. Berikut saya copy-paste lagi, dengan dipilih dan diedit. Semoga cukup aman dan nyaman bagi mereka yang mencari “teka-teki anak-anak”, “tebakan anak-anak”, “teka-teki lucu”, “humor anak-anak”,  dan sebangsanya.


Kredit dan terimakasih disampaikan pada mereka yang mencipta dan yang saya copy.


1. Apa, hayooo…

Tanya: Kue apa yang bungkusnya di dalam, isinya di luar?

Jawab: Kue salah bikin.


T: Pintu apa yang walaupun didorong  sepuluh orang pun tidak terbuka?

J: Pintu yang ada tulisan ‘TARIK’


T: Apa yang bulat, kecil, hitam, jika dipencet keluar orangnya?

J: bel pintu.


T: Apa yang ‘Jauh di mata, dekat di hati’?

J: Usus


T: Rambut putih namanya uban, rambut merah namanya pirang, kalau rambut hijau namanya apa?

J: Rambutan belum mateng.


T: Jus apa yang turun dari langit?

J: Justru itu yang aku kagak tau..he..he.


T: Apa bukti wortel baik untuk kesehatan mata?

J: Pernah lihat kelinci pakai kacamata?


T: Apa bahasa Indianya bumbu dapur?

J: Tumbar miri jahe.


Apa ayang badannya hijau, kepalanya merah, jalannya mundur?

J: obat nyamuk bakar.


2. Siapa dia?

T: Siapa yang potong rambut tiap hari tetapi tidak botak?

J: Tukang pangkas!


T: Nenek siapa yang jalannya meloncat-loncat?

J: Nenek si katak.


3. Kenapa, hayoooooo…

T: Kenapa orang takut kehujanan?

J: Karena hujan beraninya keroyokan, coba kalau satu-satu, nggak ada yangg takut, kan?


T: Kenapa baju Superman ada huruf ‘S’?

J: Karena kalau ‘M’ atau ‘L’ kegedean.


T: Kenapa baju Batman ada gambar kelelawar?

J: Karena huruf ‘B’ sudah dipakai kaos Bobo.


T: Kenapa di keyboard komputer ada tulisan ‘ENTER’?

J: Karena kalo tulisannya ‘ENTAR’, programnya nggak jalan-jalan.


T: Kenapa dokter jika akan mengoperasi mulutnya ditutup?

J: Karena jika matanya yang ditutup nggak bisa melihat  dong …


T: Kenapa air laut asin?

J: Karena ikannya pada berkeringat.


T: Kenapa kambing berjenggot?

J: Karena jika berkumis nanti dikira Pak Raden …


4. Apa beda?

T: Apa beda antara unta dan kangkung?

J: Kalau unta di Arab, kalau kangkung diurap.


T: Apa bedanya sepatu sama jengkol?

J: Sepatu disemir, jengkol disemur


T: Apa beda antara kucing dan kucring?

J: Kalo kucing kakinya empat, kalo kucring kakinya emprat.


T: Apa beda antara soto dan coto.

J: Soto dari daging sapi, coto dari daging capi.


T: Apa beda antara Meggi Z dan tukang sayur?

J: Meggi Z nyanyi ‘teganya-teganya’,  tukang sayur teriak ‘Toge Nya, toge Nya’.


T: Apa beda antara semut dan orang?

J: Orang bisa kesemutan, tetapi  semut nggak bisa keorangan.


T: Apa bedanya balapan kuda sama balapan motor?

J : Balapan kuda ada tempat parkir motor, jika balapan motor tidak ada tempat parkir kuda.


5. Sama-sama Apa?

T: Apa persamaan kain jemuran dan telepon?

J: Keduanya jika sudah ‘kringgg’ boleh diangkat…


T: Apa persamaan Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien?

J: Sama-sama nggak punya handphone.


T: Apa persamaan KTP dan telor asin?

J: Sama-sama dicap stempel.


T: Apa persamaan tukang sate dan tukang soto?

J: Sama-sama nggak jual bakso!


6. Plesetan

T: Bis apa yang biasanya ada di pohon?

J: Bis-a monyet, bisa burung, terserah kamu lah …


T: Mangga apa yang mengerikan?

J: Mangga-ruk-garuk pantat singa.


T: Apa itu cemilan?

J: Cebelum cepuluh, cecudah celapan.


T: Kopi apa yang bisa mencapit?

J: Kopi-ting


T: Lele apa yang di tepi jalan

J: Lele-pon umum.


T: Sapi apa yang larinya cepat?

J: Sapi-da motor…


T: Kentang apa yang bisa bikin bayi ketawa?

J: Kentang-tingtung-tingtang-tingtung…


T: Suku apa yang banyak berkeliaran di mal?

J: Suku-riti…


T: Kuda apa yg paling capek?

J: Kuda-ki gunung sambil jongkok.


T: Monyet apa yang menyebalkan?

Monyet-tel tv tidak bisa, monyetel radio tidak bisa juga


T: Tivi apa yang bisa berenang?

J: Tivikir-vikir sih ikan.


T: Ban apa yang sangat berat sekali?

J: Ban-tuin aku dorong …


T:Lemari apa yang bisa dimasukkan ke dalam kantong?

J: Lemari-buan.


T: Belut apa yang paling berbahaya?

J: Belut-ang banyak ental bangklut.


T: Monyet apa yang berdiri di tepi jalan?

J: Monyet-top angkot.


T: Katak apa yang bisa terbang?

J: Katakawan-kawan itu namanya burung.


T: Cecak apa yg bisa bikin ngap-ngapan?

J: Cecak nafas..


T: Kebo apa yang bikin capek hayo?

J: Ke Bo-gor sambil jalan kaki.



flickr.com


7. Binatang ajaib

T: Binatang apa yang paling panjang?

J: Ular ngantre beras.


T: Kenapa ayam kalau berkokok, matanya merem?

J: karena sudah hafal teksnya..


T: Ayam apa yang nyebelin?

J: Ayam…nya sudah habis, nasinya masih banyak …


T: Gajah apa yang belalainya pendek??

J: Gajah pesek


T: Kenapa anak kodok suka loncat-loncat?

J: Yah… namanya juga anak-anak.


T: Kalau semua jenis hewan sekolah, siapa yang sering terlambat?

J: Kluwing (kaki seribu). Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.


T: Hitam, putih, merah, apakah itu?

J: Zebra habis dikerokin.


T: Gajah terbang dengan apa?

J: Dengan susah payah……


T: Gajah naik becak kelihatan apanya?

J: Kelihatan bohongnya.


T: Hewan apa yang namanya satu huruf?

J: G ajah …


T: Hewan apa yang namanya dua huruf?

J: U dan g


T: Apa yang mempunyai kaki enam dan bisa terbang?

J: Tiga ekor burung!


 T: Berapa jumlah kaki seekor kerbau?

J: Delapan, yaitu: dua kaki kiri, dua kaki kanan, dua kaki depan, dan dua kaki belakang.


T: Ikan apa yang matanya sangat banyak?

J: Ikan teri satu kilo.


T: Binatang apa yang seluruh anggota tubuhnya ada di kepala?

J: Kutu rambut.


T: Binatang apa yang tidak sampai-sampai?

J: Lama.


T: Monyet apa yang senang maju mundur?

J: Monyet-trika baju.


T: Siapa nama asli nyamuk?

J: Tatang! Kan ada lagunya:


“Cicak-cicak di dinding

diam-diam merayap

tatang seekor nyamuk

hap

lalu ditangkap…”

Pengertian Novel, Ciri, Struktur, Jenis, Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik


Kata novel ini berasa dari bahasa Italia yaitu “novella” yang memiliki sebuah kisah atau cerita. dibawah ini ulasan mengenai Novel secara lengkap.


Pengertian Novel


Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur pembentuk intrinsik dan ekstrinsik. Novelis merupakan sebutan bagi penulis yang menulis novel. salah satu yang membedakan novel dengan karya sastra lain adalah Isi dalam sebuah novel lebih panjang dan lebih kompleks dan juga tidak memiliki batasan struktural dan sajak.

Sebuah novel tersebut biasanya menceritakan/ mengilustrasikan /  menggambarkan mengenai suatu kehidupan manusia yang berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungan serta juga sesamanya.

Penulis novel biasanya berusaha dengan maksimal untuk dapat memberikan arahan untuk para pembaca untuk dapat mengetehui pesan tersebunyi yang dibuat penulis.



Ciri Ciri Novel


Ciri – Ciri Umum dalam Novel :

  • Jumlah kata dalam novel lebih dari 35.000 kata.
  • Terdiri dari setidaknya itu 100 halaman.
  • Durasi dakan membaca novel itu setidaknya 2 jam atau 120 menit.
  • Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, serta emosi.
  • Alur cerita cukup kompleks dalam novel.
  • Seleksi cerita dalam karya sastra novel lebih luas.
  • Novel ditulis dengan narasi kemudian di dukung dengan deskripsi dalam menggambarkan atau mengilustrasikan situasi dan kondisi yang ada di dalamnya.


Struktur Novel

Dibawah ini merupakan struktur novel, berikut ini merupakan penjelasan mengenai struktur novel, yakni?

  1. Abstrak – merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanyaitu dapat ditemukan pada bagian awal /pertama cerita dalam novel.
  2. Orientasi – merupakan bagian penjelasan tentang latar waktu serta suasana. Seperti misalnya terjadinya cerita, kadang juga bisa berupa pembahasan penokohan atau perwatakan.
  3. Komplikasi – merupakan suatu urutan kejadian yang dihubungkan dengan adanya sebab akibat, yangman tiap-tiap peristiwa atau kejadian itu terjadi karena adanya sebab serta mengakibatkan munculnya kejadian atau peristiwa yang lainnya.
  4. Evaluasi  – merupakan bagian yang mana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi itu terarah menuju pada titik tertentu.
  5. Resolusi – merupakan suatu bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas sebuah masalah / konflik yang sedang terjadi.
  6. Koda – merupakan suatu bagian akhir atau penutup cerita didalam novel.




Unsur-Unsur Novel

Didalam novel terdapat unsur-unsur pembentuk, unsur tersebut terbagi menjadi dua yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik, berikut ini merupakan penjelasannya :

Unsur Intrinsik Novel

Dibawah ini merupakan suatu penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada novel :

  1. Tema
  2. Tema ialah pokok-pokok permasalahan yang terdapat didalam karya sastra novel yang terlah dibuat oleh penulis.
  3. Penokohan
  4. Penokohan ialah suatu pemberian watak atau karakter kepada pada tiap-tiap pelaku dalam sebuah cerita. Para tokoh tersebut bisa diketahui karakternya dari ciri fisik, lingkungan tempat tinggal, dan juga dengan cara bertindaknya.
  5. Alur
  6. Alur ialah suatu rangkaian-rangkaian peristiwa atau kejadian yang membentuk jalannya cerita dala karya sastra novel. Tahap alur tersebut  meliputi pengenalan, penampilan masalah, pemunculan konflik, puncak ketegangan, peleraian, serta juga penyelesaian.
  7. Alur tersebut dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alur maju serta alur mundur.
    1. Alur maju ialah suatu peristiwa yang bergerak dengan secara bertahap dengan berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita.
    2. Alur mundur ialah rangkaian peristiwa atau kejadian yang terjadi karena ada kaitannya dengan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung.
  8. Gaya Bahasa
  9. Gaya bahasa ialah alat utama penulis dalam menjelaskan mengilustrasikan menggambarkan dan juga menghidupkan cerita dengan secara estetika. Jenis-jenis gaya bahasa antara lainnya ialah sebagai berikut:
    1. Personafikasi
    2. ialah suatu gaya bahasa yang medeskripsikan macam-macam benda mati dengan cara memberikan berbagai macam sifat-sifat seperti manusia.
    3. Simile (Perumpamaan)
    4. Merupakan gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu dengan pengibaratan atau juga perumpamaan.
    5. Hiperbola
    6. Merupakan suatu gaya bahasa yang mendeskripsikan sesuatu dengan secara berlebihan dengan tujuan untuk memberikan efek yang berlebihan.
  10. Latar atau Setting
  11. Latar merupakan penggambaran terjadinya suatu kejadian atau peristiwa dalam sebuah cerita itu meliputi waktu, tempat, dan suasananya.
  12. Sudut Pandang
  13. Sudut pandang ialah suatu penempatan diri pengarang /penulis dan juga cara penulis itu dalam melihat berbagai macam peristiwa atau kejadian dalam cerita yang di paparkannya kepada tiap-tiap pembaca.
  14. Amanat
  15. Amanat ialah sebuah pesan yang disampaikan, yang terdapat dalam karya sastra dalam sebuah novel.


Unsur Ekstrinsik Novel

Selain unsur intrinsik yang dijelaskan diatas, seperti yang sudah dijelaskan diatas novel juga memiliki unsur ekstrinsik. Dibawah ini merupakan penjelasannya

1. Sejarah atau Biografi Pengarang

Umumnya sejarah atau biografi penulis novel itu sangat berpengaruh pada jalan cerita atau alur cerita yang terdapat dalam sebuah novel.

2. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi dengan secara tidak langsung ataupun langsung akan berpengaruh pada hasil karya sastra novel.

3. Nilai-Nilai dalam Cerita

Dalam sebuah karya sastra tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat atau bisa disisipkan oleh penulisnya. Nilai-nilai itu antara lainnya adalah sebagai berikut:

  1. Nilai moral – yaitu suatu nilai yang berkaitan dengan akhlak atau juga kepribadian seseorang. Baik itu entah baik ataupun buruk.
  2. Nilai sosial – yaitu nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang ada didalam kehidupan bermasyarakat.
  3. Nilai budaya – adalah suatu konsep masalah dasar yang sangat penting serta juga mempunyai nilai dalam kehidupan manusia.
  4. Nilai estetika – yaitu nilai yang berkaitan dengan seni serta juga estetika dalam sebuah karya sastra.



Hatur Nuhun


PENGERTIAN DONGENG DAN CONTOHNYA

Secara singkat definisi dongeng ini merupakan bentuk sastra lama yang meceritakan mengenai suatu hal yang fiksi atau artinyatidak nyata, namun tetap sangat disukai oleh banyak orang khususnya anak-anak. Penjelasan ini tidak hanya pengertiannya saja, tapi juga kita membahas struktur dongeng, ciri dan jenis-jenis dongeng. penjelasannya sebagai berikut :


Pengertian Dongeng


Dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang luar biasa berupa fiksi (tidak nyata) atau khayalan. Dongeng ini merupakan bentuk cerita tradisional atau juga cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang yang mempunyai fungsi untuk dapat mengajarkan nilai-nilai moral serta juga sebagai hiburan.

Dari pengertian dongeng yang dipaparkan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pengertian dongeng itu merupakan salah satu jenis karya sastra yang menceritakan sesuatu hal yang tidak nyata fiktif untuk digunakan sebagai pelajaran serta sebagai hiburan bagi masyarakat.

Struktur Dongeng

Sebuah dongeng itu dibangun oleh tiga (3) bagian penting, yakni pendahuluan, isi atau peristiwa, serta penutup. Dibawah ini merupakan penjelasan dari masing-masing bagian dari dongeng.

  1. Pendahuluan, berisi kalimat pengantar untuk memulai dongeng.
  2. Isi (kejadian/Peristiwa),merupakan bagian penting dari dongeng yang menceritakan mengenai urutan kejadian dari suatu peristiwa.
  3. Penutup, merupakan bagian akhir cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita.


Unsur Dongeng

Terdapat Unsur Intrinsik dan juga Ekstrinsik didalam dongeng, pennjelasannya sebagai berikut :

  • Unsur Intrinsik Dongeng
  1. Tema
  2. Tema merupakan suatu gagasan pokok yang mendasari terbentuknya sebuah dongeng.
  3. Latar
  4. Latar atau setting merupakan ruang, waktu, suasana, serta juga alat pada peristiwa/kejadian yang terjadi dalam sebuah karya sastra.
  5. Alur
  6. Alur atau plot ini merupakan jalan cerita dalam sebuah karya sastra.
  7. Tokoh
  8. Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita.
  9. Penokohan (Watak/Karakter Tokoh)
  10. Penokohan merupakan watak, sifat, sikap, kondisi fisik serta juga karakter yang dimiliki oleh tokoh dalam sebuah cerita.
  11. Sudut Pandang
  12. Sudut pandang merupakan posisi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam sebuah cerita.
  13. Amanat
  14. Amanat merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan seorang penulis atau juga pengarang cerita kepada pembaca.


Unsur Ekstrinsik Dongeng


Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat ini merupakan faktor-faktor didalam lingkungan masyarakat penulis yang mempengaruhi penulisan dongeng oleh penulis tersebut. Beberapa contoh latar belakang masyarakat ini antara lain adalah :

  1. Ideologi Negara
  2. Kondisi Politik
  3. Kondisi Sosial
  4. Kondisi Ekonomi
  5. Nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut


Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang ini merupakan faktor-faktor didalam pengarang yang mempengaruhi penulisan dongeng tersebut, beberapa faktor dari latar belakang pengarang ini diantaranya:

  1. Riwayat hidup penulis
  2. Kondisi psikologis
  3. Aliran sastra penulis

Ciri-Ciri Dongeng


Seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang lain. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.


Diceritakan dengan alur yang sederhana.


Alur cerita singkat dan cepat.


Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail.


Peristiwa yang ada didalamnya kebanyakan fiktif atau khayalan.


Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.


Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa.


Ciri-Ciri Dongeng

Seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang lain. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.

  1. Diceritakan dengan alur yang sederhana.
  2. Alur cerita singkat dan cepat.
  3. Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail.
  4. Peristiwa yang ada didalamnya kebanyakan fiktif atau khayalan.
  5. Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.
  6. Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa. Ciri-Ciri Dongeng

Seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang lain. Dibawah ini merupakan beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.

  1. Diceritakan dengan alur yang sederhana.
  2. Alur cerita singkat dan cepat.
  3. Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail.
  4. Peristiwa yang ada didalamnya kebanyakan fiktif atau khayalan.
  5. Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.
  6. Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa.

Jenis-Jenis Dongeng

Terdapat beberapa macam dongeng yang perlu kamu ketahui, Dibawah ini merupakan pembagian jenis-jenis dongeng, diantaranya :

  1. Mite merupakan salah satu bentuk dongeng yang menceritakan tentang hal-hal gaib seperti cerita dewa, hantu, peri, serta hal-hal gaib lainnya.
  2. Sage merupakan cerita dongeng yang menceritakan mengenai kepahlawanan, keperkasaan, serta kesaktian dari seseorang tokoh.
  3. Fabel merupakan bentuk dongeng yang tokoh utamanya ini ialah hewan yang mempunyai perilaku seperti manusia.
  4. Legenda merupakan dongeng yang menceritakan mengenai peristiwa atau kejadian atau asal-usul dari suatu tempat atau juga benda.
  5. Cerita jenaka merupakan cerita yang berisi mengenai peristiwa atau kejadian-kejadian lucu yang menghibur siapa saja yang menontonnya.
  6. Cerita pelipur lara merupakan cerita yang biasanya digunakan untuk menjamu tamu serta juga menggunakan media seperti wayang dan juga alat lainnya.
  7. Cerita perumpamaan merupakan suatu bentuk dongeng yang mengandung kiasan/ibarat nasihat-nasihat.


Kisah Lutung Kasarung


Alkisah, di  daerah Jawa Barat, tersebutlah seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Tapa Agung yang bertahta di Kerajaan Pasir Batang. Sang Prabu mempunyai tujuh orang putri yang semuanya cantik jelita. Mereka adalah Purbararang (sulung), Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan si bungsu, Purbasari. Dari ketujuh putri sang Prabu, lima di antaranya telah menikah dan menjadi permaisuri di kerajaan lain. Kini, tinggal Purbararang dan Purbasari yang belum menikah. Namun, Putri Purbararang sudah mempunyai tunangan yang gagah dan tampan bernama Raden Indrajaya, putra salah seorang menteri kerajaan.

Dalam beberapa hari terakhir, Prabu Tapa Agung terlihat sering duduk termenung seorang diri di atas singgasananya. Sepertinya ada suatu  masalah besar yang membebani pikirannya. Melihat sikap sang Prabu tersebut, sang permaisuri berusaha menghibur dan membujuknya.

“Kanda! Sudah beberapa hari ini Kanda terlihat murung. Apa yang sedang Kanda pikirkan? Barangkali Dinda dapat membantu,” bujuk permasuri dengan suara lembut.

“Begini, Dinda! Kanda sudah semakin tua. Kanda tidak dapat lagi melaksanakan tugas-tugas kerajaan dengan baik. Kanda berniat turun tahta. Tapi, Kanda bingung, Dinda!” kata Prabu Tapa Agung.

“Bingung kenapa, Kanda?” desak permaisurinya.

Prabu Tapa Agung pun bercerita kepada permasurinya bahwa dia bingung untuk memilih di antara dua putrinya, apakah Purbararang atau Purbasari, yang akan menggantikan kedudukannya. Menurut hukum adat yang berlaku di kerajaan tersebut, yang pantas untuk menggantikannya adalah Putri Purbararang, sebab dia putri tertua. Namun, sang Prabu merasa bahwa putri sulungnya itu belum pantas menjadi seorang ratu, karena sifatnya yang sombong, angkuh, dan licik. Putri Purbararang juga sering memutuskan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya terlebih dahulu, sehingga sering menimbulkan kekacauan. Sang Prabu lebih senang jika putri bungsunya, Purbasari, yang menggantikan kedudukannya, karena dia seorang putri yang baik hati, arif, dan bijaksana. Dengan pertimbangan tersebut, maka sang Prabu dan permaisurinya memutuskan untuk memilih Purbasari menjadi Ratu.


Mendengar kabar tersebut, Putri Purbararang pun menolaknya. Ia sangat menyesal atas keputusan ayahandanya, karena merasa dialah yang lebih berhak untuk menjadi ratu. Kabar buruk itu kemudian ia sampaikan kepada tunangannya, Raden Indrajaya.

“Kanda! Ayahandaku telah pilih kasih. Ia lebih memilih Purbasari untuk menjadi ratu, padahal Dinda adalah putri tertua,” lapor Putri Purbararang .

Mendengar kabar tersebut, tunangan Putri Purbararang langsung naik pitam.

“Wah, ini tidak boleh dibiarkan, Dinda? Dindalah yang semestinya menjadi ratu!” seru Raden Indrajaya.

“Apa yang harus kita lakukan, Kanda?” tanya Putri Purbararang.

“Kita harus menyingkirkan adikmu yang tidak tahu diri itu!” seru Indrajaya.

Setelah bermusyawarah, akhirnya Putri Purbararang dan tunangannya memutuskan untuk mendatangi seorang dukun sakti yang bernama Ni Ronde. Mereka akan meminta bantuan dukun itu agar menyihir Putri Purbasari. Ni Ronde pun mengabulkan permintaan mereka.

Beberapa hari kemudian, istana Pasir Batang menjadi gempar. Tiba-tiba Putri Purbasari terserang penyakit aneh. Seluruh tubuhnya terasa sangat gatal dan dipenuhi bintik-bintik hitam. Betapa terkejutnya sang Prabu melihat keadaan putri kesayangannya itu. Sudah beberapa tabib istana dipanggil untuk mengobatinya, namun tak seorang pun yang berhasil menyembuhkannya. Sementara itu, Putri Purbararang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia pun menghasut ayahandanya agar Putri Purbasari diasingkan ke tempat yang jauh.

“Ayah! Barangkali inilah akibatnya jika kita tidak menuruti adat hukum yang berlaku di kerajaan ini. Para leluhur telah murka dan mengutuk Putri Purbasari. Jangan-jangan sebentar lagi kerajaan ini juga terkena kutukan!” hasut Putri Purbararang.

Prabu Tapa Agung pun termakan hasutan putrinya. Akhirnya, dengan berat hati, ia memutuskan untuk mengasingkan putri bungsunya ke hutan agar kerajaan terbebas dari kutukan. Putri Purbasari pun menyadari keadaannya dan menerima keputusan itu dengan lapang dada.

Keesokan harinya, sang Prabu menyuruh patihnya yang bernama Uwak Batara Lengser untuk mengantar Putri Purbasari ke hutan. Setelah membuatkan sebuah pondok untuk Putri Purbasari di hutan, patih yang baik hati itu memberi nasehat kepada sang Putri untuk menenangkan hatinya.

“Tabahkan hatimu, Tuan Putri! Cobaan ini pasti akan berakhir. Semoga Tuhan Yang Mahakuasa senantiasa melindungimu. Paman akan sering datang kemari mengantar makanan dan minuman untukmu,” ujar sang Patih.

“Terima kasih, Paman! Nasehat Paman membuat hati Putri menjadi tenang,” ucap Putri Purbasari.


Sejak itu, Putri Purbasari tinggal seorang diri di tengah hutan. Untuk menghibur dirinya, setiap pagi ia berjalan-jalan di sekitar pondoknya untuk melihat-lihat pemandangan dan bersenda gurau bersama hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Tak heran, jika dalam waktu beberapa hari saja, ia sudah mempunyai banyak teman. Hewan-hewan tersebut sangat baik kepadanya. Mereka sering membantu sang Putri untuk mencari buah-buahan di hutan.

Pada suatu hari, ketika sang Putri sedang bersenda gurau bersama hewan-hewan di sekitar pondoknya, tiba-tiba ada sepasang mata yang sedang memerhatikannya tanpa disadarinya. Rupanya, dia adalah seekor lutung (sejenis kera berbulu hitam). Beberapa saat kemudian, lutung itu menghampirinya. Alangkah terkejutnya sang Putri ketika melihat lutung yang berwajah seram itu tiba-tiba berdiri di depannya.

“Ampun, Lutung! Tolong jangan ganggu aku!” teriak Putri Purbasari dengan ketakutan.

“Jangan takut, Tuan Putri! Aku tidak akan mengganggumu,” jawab Lutung itu.

Putri Purbasari pun tersentak kaget, karena lutung itu dapat berbicara seperti manusia.

“Hai, kamu siapa dan dari mana asalmu?” tanya Putri Purbasari.

“Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah melakukan kesalahan, sehingga dibuang ke bumi dengan bentuk seperti ini, dan kesasar di tengah hutan ini,” jelas si Lutung.


Mendengar jawaban itu, hati sang Putri pun menjadi tenang. Tanpa banyak tanya, ia tersenyum seraya memperkenalkan diri dan menceritakan asal-usulnya. Karena merasa senasib, yaitu sama-sama terbuang di hutan itu, akhirnya mereka pun berteman. Sejak itu, Purbasari memanggil si lutung dengan panggilan Lutung Kasarung, yang artinya Lutung yang kesasar. Kemana pun sang Putri pergi, Lutung Kasarung selalu menyertainya. Bahkan, ia sering memetik buah-buahan untuk sang Putri.

Pada saat malam bulan purnama, secara diam-diam Lutung Kasarung pergi ke suatu tempat yang sangat sepi untuk bersemedi. Dalam semedinya ia memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar menyembuhkan penyakit Putri Purbasari. Beberapa saat kemudian, doa Lutung Kasarung pun dikabulkan. Tanah di sekitarnya tiba-tiba menjelma menjadi sebuah telaga kecil. Airnya sangat jernih, sejuk, harum, dan mengandung obat kulit yang sangat mujarab. Begitu matahari pagi memancarkan sinarnya di ufuk timur, ia segera menemui Putri Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga itu.

“Hai, Tung!” demikian Putri Purbasari memanggil Lutung Kasarung.

“Untuk apa kamu membawaku kemari?” tanyanya.

“Bercebur dan mandilah di telaga ini, Tuan Putri! Niscaya penyakit Tuan Putri akan sembuh, karena air telaga ini mengandung obat kulit yang sangat mujarab,” ujar Lutung Kasarung.

Tanpa ragu, Putri Purbasari langsung menceburkan diri ke dalam telaga itu. Sungguh ajaib sekali. Tak lama setelah berendam di telaga itu, seluruh bintik-bintik hitam di kulitnya langsung hilang tanpa meninggalkan bekas sedikit pun. Kulitnya kembali bersih, halus dan menjadi cantik seperti semula. Ia sangat heran bercampur gembira mengalami peristiwa ajaib itu.


“Terima kasih, Tung! Engkau telah menyembuhkan penyakitku,” ucap Putri Purbasari dengan perasaan gembira.

Sejak itu, Putri Purbasari semakin senang dan sayang kepada si Lutung Kasarung. Ia pun semakin betah tinggal bersamanya di hutan itu dan hewan-hewan lainnya. Hatinya sudah menyatu dengan kehidupan alam bebas, dan melupakan kehidupan istana yang sering membelenggunya, apalagi dengan keberadaan kakak sulungnya, Purbararang.

Pada suatu hari, Patih Uwak Batara Lengser datang ke hutan itu untuk melihat keadaan Putri Purbasari. Betapa terkejutnya ia ketika melihat penyakit kulit sang Putri telah sembuh. Ia pun kemudian mengajak sang Putri untuk kembali ke istana.

“Ampun, Tuan Putri! Sesuai dengan pesan sang Prabu, Tuan Putri diminta untuk kembali ke istana,” kata Patih itu menyampaikan pesan sang Prabu.

Mulanya, Putri Purbasari menolak untuk kembali ke istana. Namun setelah didesak oleh sang Patih dan dibujuk oleh si Lutung Kasarung, akhirnya ia pun memenuhi ajakan tersebut.

“Baiklah, Paman! Aku bersedia kembali ke istana, tetapi Lutung Kasarung juga harus ikut. Dialah yang telah menyembuhkan penyakitku,” tegas Putri Purbasari.

“Baiklah, Tuan Putri! Paman kira sang Prabu akan merasa senang jika Tuan Putri mengajak Lutung yang baik hati itu ke istana,” kata Patih itu.

Akhirnya, Putri Purbasari bersama Patih Uwak Batara Lengser dan Lutung Kasarung kembali ke istana. Setibanya di istana, mereka disambut gembira oleh seluruh keluarga istana, kecuali Putri Purbararang dan Raden Indrajaya, karena merasa posisi mereka terancam. Menyadari keadaan itu, ia pun membujuk ayahandanya agar mengadakan sayembara.

“Ampun, Ayahanda! Nanda keberatan jika Putri Purbasari yang dinobatkan menjadi Ratu. Biar adil, sebaiknya diadakan sayembara. Pemenangnya akan menerima tampuk kerajaan, sedangkan yang kalah akan menerima hukum pancung,” bujuk Putri Purbararang.

Prabu Tapa Agung yang arif dan bijaksan itu pun mengambulkan permintaan putri sulungnya. Dalam sayembara tersebut, Putri Purbararang menantang Putri Purbasari untuk mengikuti dua perlombaan, yaitu lomba memasak dan lomba panjang rambut. Putri Purbasari pun terpaksa menerima tantangan itu, karena diminta oleh ayahandanya.



“Jangan khawatir, Tuan Putri! Aku akan menolongmu,” bisik Lutung Kasarung.

“Terima kasih, Lutung!” jawab Putri Purbasari.

Pada hari yang telah ditentukan, seluruh rakyat Pasir Batang telah berkumpul di halaman istana ingin menyaksikan sayembara tersebut. Tak berapa lama kemudian, kedua putri Prabu Tapa Agung tersebut memasuki arena lomba. Perlombaan pertama adalah lomba memasak. Yang dinilai dalam lomba ini adalah masakan siapa yang paling cepat disajikan dan lezat rasanya, maka dialah pemenangnya.

Ketika semua bahan-bahan dan perlengkapan memasak telah disiapkan, wasit pun memukul gong sebagai tanda perlombaan dimulai. Putri Purbararang pun segera meracik bumbu-bumbu yang telah disediakan dengan lincahnya. Ia dibantu oleh puluhan pelayan istana, sedangkan Putri Purbasari hanya ditemani oleh Lutung Kasarung. Dalam waktu tidak beberapa lama, Putri Purbararang hampir menyelesaikan masakannya. Putri Purbasari pun mulai panik. Melihat hal itu, Lutung Kasarung segera mengeluarkan kesaktiannya. Ia segera memanggil para bidadari di kayangan agar turun ke bumi untuk membantu Purbasari tanpa diketahui oleh seorang pun. Berkat bantuan para bidadari tersebut, Putri Purbasari mampu menyelesaikan masakannya terlebih dulu dan rasanya pun lebih lezat. Ia pun dinyatakan sebagai pemenang dalam lomba memasak tersebut.

Memasuki perlombaan kedua, yaitu lomba adu panjang rambut, Putri Purbararang merasa tidak mau kalah lagi oleh adiknya. Dengan penuh percaya diri, ia segera melepas sanggulnya. Rambutnya yang hitam dan lebat pun terurai hingga ke pertengahan betisnya.

“Ayo, Purbasari! Lepaslah sanggulmu! Kali ini kamu tidak akan mampu mengalahkanku,” seru Putri Purbararang dengan angkuhnya.

Mendengar seruan itu, Putri Purbasari hanya terdiam sambil menunduk. Dia merasa kurang percaya diri, karena rambutnya hanya sebatas punggungnya.

“Kenapa diam saja, wahai Tuan Putri?” tanya Lutung Kasarung yang berdiri di dekatnya dengan nada pelan.

“Tung! Kali ini aku pasti kalah, rambutku lebih pendek. Hanya sampai di punggungku,” bisik Purbasari.

“Tenang, Tuan Putri! Aku akan memanggil bidadari untuk menyambung rambutmu,” kata Lutung Kasarung.


Sesaat setelah Lutung Kasarung bersemedi, datanglah para bidadari menyambung rambut Purbasari tanpa sepengetahuan Purbararang dan para penonton. Ketika Purbasari melepas sanggulnya, maka terurailah rambutnya yang hitam berkilau, halus bagaikan sutra, serta bergelombang hingga ke tumitnya. Melihat hal itu, Purbararang pun menjadi malu dan merasa terpukul, karena kembali dikalahkan oleh adiknya. Namun, ia tidak kehabisan akal. Ia kembali membujuk ayahandanya agar diadakan satu perlombaan lagi, yaitu lomba ketampanan calon suami atau tunangan masing-masing.

“Jika Purbasari masih mampu mengalahkanku dalam perlombaan ini, maka aku akan menerima kekalahan ini dan bersedia untuk dipancung,” kata Purbararang di hadapan para hadirin.

Mulanya, Prabu Tapa Agung ragu untuk memenuhi keinginan Purbararang, karena Purbasari belum mempunyai tunangan. Jika pun pada saat itu ia ditunangkan dengan siapa pun di negeri itu, tetap tidak seorang pun yang melebihi ketampanan Indrajaya. Meski demikian, Purbasari tetap bersedia mengikuti lomba tersebut dan sang Prabu pun menyetujuinya.

Perlombaan pun dimulai. Dengan bangga, Putri Purbararang kembali masuk ke arena perlombaan sambil menggandeng tangan tunangannya.

“Wahai seluruh rakyat Pasir Batang! Saksikanlah ketampanan dan kegagahan tunanganku, Indrajaya! Akulah yang akan menjadi Ratu negeri ini, karena tak seorang pun yang mampu mengalahkan ketampanan tunanganku ini!” seru Putri Purbararang dengan angkuhnya.

Seluruh hadirin pun mengakui bahwa Indrajaya adalah seorang pemuda yang tampan. Tak seorang pemuda pun di Negeri Pasir Batang yang melebihi ketampanannnya. Mereka sudah memastikan bahwa Putri Purbasari akan kalah dalam perlombaan tersebut. Anehnya lagi, ketika diminta untuk menunjukkan calon suaminya, Putri Purbasari justru menarik tangan Lutung Kasarung masuk ke arena perlombaan.



“Inilah calon suamiku!” seru Putri Purbasari dengan bangga.

“Ya, ini calon suamiku!” serunya sekali lagi.

Purbararang dan suaminya pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adiknya.

“Hai, Purbasari! Apakah tidak ada lagi calon suami yang lebih jelek dari Lutung itu?” seru Purbararang dengan nada mengejek.

Mendengar ejekan itu, Lutung Kasarung pun menjadi tersinggung dan marah. Ia tidak terima Putri Purbasari dipandang rendah seperti itu. Maka dengan kesaktiannya, ia segera memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa, agar bentuknya dikembalikan seperti semula. Seketika itu pula, Lutung Kasarung pun berubah menjadi Guruminda yang sangat tampan dan gagah. Semua yang hadir terperangah dan terpesona melihat ketampanannya.

Akhirnya, Putri Purbasari memenangi sayembara tersebut dan berhak menduduki tahta kerajaan. Sementara Putri Purbararang dan tunangannya harus menerima hukuman pancung atas kekalahan mereka. Namun, Putri Purbasari adalah seorang putri yang pemaaf, ia tidak menghukum kakak kandungnya sendiri. Bahkan, ia tetap mengijinkan kakaknya untuk tetap tinggal di istana bersamanya. Akhirnya, Putri Purbasari pun dinobatkan menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Ia adalah seorang Ratu yang arif dan bijaksana, sehingga seluruh rakyatnya senantiasa hidup makmur, damai, dan sentosa.



Demikian cerita Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Indonesia. Cerita di atas merupakan cerita pantun yang mengandung nilai-nilai moral. Setidaknya ada dua nilai moral yang dapat dipetik dari cerita di atas, yaitu akibat buruk dari sifat suka memandang rendah orang lain, dan keutamaan sifat pemaaf dan tidak pendendam. Pertama, sifat suka merendahkan orang lain ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku Putri Purbararang. Hal ini terlihat ketika ia menantang Putri Purbasari untuk mengadakan sayembara perebutan tahta kerajaan, karena ia yakin bahwa adik bungsunya itu tidak mampu berbuat apa-apa. Namun, tanpa diduganya, ternyata Purbasari mampu mengalahkannya berkat bantuan Lutung Kasarung. Akibatnya, ia pun mendapat ancaman hukum pancung. Dari sini dapat dipetik sebuah pelajaran bahwa hendaknya kita tidak memandang rendah orang lain, karena terkadang ada sesuatu yang tidak kita ketahui tentang orang tersebut. Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:

kalau suka merendahkan orang,

alamat badan dimakan parang

Kedua, keutamaan sifat pemaaf dan tidak pendendam. Sifat ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku Putri Purbasari. Meskipun telah disakiti, ia tidak pernah merasa dendam kepada Putri Purbararang. Bahkan ia memaafkan dan membebaskan kakaknya dari hukum pancung, serta mengajaknya tinggal bersama dalam istana. Dengan sifat pemaaf ini, hubungan kekeluargaan senantiasa akan selalu terjaga dan akan terhindar dari perselisihan. Dikatakan dalam tunjuk Ajar Melayu:

kalau suka memaafkan orang,

kusut selesai sengketa pun hilang

 kalau suka bermaaf-maafan,

hidup rukun hati pun nyaman

Tuesday, January 14, 2020

Format RPP Basa Sunda 2020



Kabar gembira dari permendikbud tersebut adalah format RPP sekarang tidak bertele-tele dan berlembar-lembar seperti sebelumnya. Ini adalah salah satu revolusi di bidang pendidikan yang wajib kita dukung. 

1. KI 1 dan KI 2 yang bisa setengah halaman
2. KD dan Indikator
3. Materi Konsep, Prinsip, Fakta dan Prosedural 
4. Format Penilaian Yang Jelimet

Prinsip penyusunan RPP adalah efisien, efektif dan berorientasi pada murid. Sebelumnya dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 terdapat 13 komponen RPP dan yang menjadi komponen inti saat ini adalah tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran dan penilaian. Sementara komponen lainnya adalah pelengkap. 

Jadi RPP cukup 1 lembar bolak balik saja kalau memang setengah halaman kertas tidak cukup. Saya membandingkan dengan lesson plan geografi cambdrige pun cuma 1 lembar alias 2 page saja. Kontennya tidak bertele-tele, yang pokok adalah langkah pembelajarannya.

Jadi guru dan pengawas wajib memahami 3 komponen wajib RPP tersebut, sementara lainnya adalah pelengkap. Jangan sampai saat pengawas datang ke sekolah malah ngobok-ngobok komponen pelengkap sementara yang wajib 
tidak diperhatikan dengan baik. 

Link download : https://drive.google.com/file/d/1wDebp6UBK88HbB7kUVND48ygpGSopodF/view?usp=drivesdk