Monday, September 30, 2019

Motivasi Ujian

Ananda semua, mendengar kata “ujian” kadang kala menjadi suatu kata yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. “Ujian, ulangan, tes”, seakan ini menjadi beban dan menjadi suatu yang menyusahkan. Apalagi kalau mendengar akan datang suatu ketika “mid semester atau ujian kenaikan kelas”. Tiba-tiba kita menjadi gentar dan takut!!! Seakan ujian itu menjadi sesuatu yang berat yang menimpa dan menghimpit kita, bahkan menyengsarakan kita.
Kalimat itu Memang benar bagi orang yang tidak mengetahui ilmunya, tidak paham cara menyelesaikan ujian. Akan tetapi berapa banyak orang yang menjadi bahagia dan mulia dengan ujian. Berapa banyak orang yang sangat menikmati ujian. Karena mereka sudah mempersiapkan diri dengan datangnya ujian.

Jadi, selayaknyalah “ujian” bukan lagi kata yang aneh yang harus kita takuti. Karena dengan diuji akan tampak mutu dan kualitas diri kita.
Justru ujian itu penting, Mengapa? Karena ujian itu akan membuat sesuatu menjadi terukur. Kita akan tahu siapa diri kita ketika menghadapi ujian. Kita juga akan tahu kemampuan kita yang sebenarnya ketika diuji. Kualitas suatu barang pun akan diketahui ketika barang tersebut telah diuji. Jadi, bagaimana mungkin kita mengarungi hidup dengan tanpa tahu siapa diri kita? Bagaimana mungkin kita bisa mengubah sesuatu tanpa mengetahui apa yang harus diubah.

Anandaku, ujian itu penting. Kita perlu diuji agar tahu siapakah diri kita yang sesungguhnya. Kemampuan apakah yang sudah kita miliki. Ilmu yang sudah dipelajari hanya akan diketahui setelah melalui ujian. Belajar setiap hari di sekolah, mengerjakan tugas dari guru, lantas kapan diketahui kemampuannya? Yaitu ketika mengikuti tes atau ujian. Setelah itu baru diketahui apakah bisa mengerjakan atau tidak. Jadi, kita tidak bisa hidup dengan membohongi diri dengan merasa tahu, padahal sesungguhnya kita tidak tahu. Kita merasa sudah bisa akan tetapi sebenarnya tidak bisa. Itulah sebabnya di sekolah, di kampus kita pasti menghadapi yang namanya ujian. Boleh jadi soalnya sama namun hasil nilainya berbeda. Ada yang mendapat nilai bagus sehingga ranking ke satu, namun ada pula yang tidak naik kelas.
Dengan soal ujian yang sama ada yang bahagia ada pula yang berlinang air mata. Bagi mereka yang malas belajar pasti gentar menghadapi ujian. Takut tidak bisa mengerjakan soal, takut mendapat nilai jeblok. Akan tetapi tidak demikian orang yang memiliki cita-cita tinggi. Mereka sungguh-sungguh mengikuti pelajaran, begitu gigih belajar dan berlatih tiada mengenal putus asa. Dengan demikian, sebenarnya bukan ujiannya yang menjadi masalah, tetapi bagaimana sikap dan kesiapan kita menghadapi ujian.
Begitupun dalam hidup ini, ujian akan dinikmati bagi orang yang cita-citanya tinggi dan selalu belajar, berlatih setiap hari. Nah, mulai sekarang kita harus mengakrabkan diri kita dengan yang namanya ujian. Agar kita selalu bersemangat untuk belajar dan berlatih menempa diri.

Anandaku, jika ingin bisa menikmati ujian maka salah satu kuncinya harus mempunyai cita-cita yang tinggi. Bila cita-citanya rendah maka akan gentar menghadapi ujian hidup.

Anandaku, orang paling menikmati ujian adalah orang yang paling mempersiapkan diri. Dia sadar dan mengukur diri bahwa akan datang baginya saat ujian datang. Bersiaplah dengan ilmu.

Oleh karena itu, siapkan dari awal bahwa kita pasti mengalami saat-saat sulit, saat ujian. Ini wajar, tidak aneh dan sudah sering kita menjalani. Setelah persiapan matang kita pun harus melatih diri. Seperti halnya ketika kita ulangan di sekolah, semakin banyak berlatih dengan soal-soal latihan, kita semakin terlatih sehingga tidak gentar menghadapi ujian bahkan ditunggu karena dia yakin setelah ujian dia akan naik kelas. Dalam kehidupan sehari-hari, jadikan kejadian sekecil apa pun sebagai latihan. Saat di jalan raya berlatih, di kantor berlatih, di rumah berlatih, di mana pun kita berada jadikan sebagai sarana latihan. Setiap waktu kita tingkatkan kualitas diri kita agar kapan pun ujian datang kita sudah berusaha mempersiapkannya.

Tips menjaga kewarasan sebagai guru

1. Masuk kelas mulailah dengan salam dan senyuman manis. 😊
2. Kalo lagi ada masalah di rumah, jangan masuk kelas dulu, stabilkan dulu moodnya dgn ngopi2 syantiik atau rumpi2 manja sama rekan kerja. 😜
3. Jangan banyak2 ngasih tugas ke siswa, ntar ribet ngoreksinya. Kasih 3-5 soal aja.
4. Kalo ga sempat ngoreksi tugas/PR siswa, ajak siswa koreksi berjamaah, koreksian kelar, siswa pun senang. πŸ˜„ *ga berlaku utk koreksi Ulangan yaa...
5. Kalo ada siswa yang susah diatur, kasus berat macam merokok, ngisep aibon, dll, cukup ditegur 2-3 kali, kalo masih tidak ada perubahan, diamkan saja anggap tidak ada. Jangan lupa catet nama siswanya buat laporan ke wali kelas. Ga usah ribet dgn siswa yg susah diatur, kembalikan ke ortunya karena guru bukan pusat rehabilitasi.
6. Kalo tiba2 dpt telepon mengabarkan anak sakit atau ortu sakit, buruan izin pulang, urusin keluarga dulu, siswa bisa diurus sama guru lain.
7. Kalo anak sakit/opname, izin dulu sampe anak sembuh. Anak adalah tanggung jawab ortu.
8. Bawa makan siang dan cemilan kesukaan buat antisipasi kl jajanan di sekolah ga enak. πŸ˜„
9. Kalo tiba-tiba ngantuk berat pas lagi ngajar, buruan cari tempat buat tiduran 10-15 menit aja, kan ga enak kalo gurunya ketiduran di kelas. 😁
10. Tarok buku pelajaran ditempat yang mudah dijangkau. Kalo mendadak ga bisa datang krn alasan penting, titip tugas biar guru piket gampang nyarinya.
11. Bawa wangi2an utk antisipasi bau tak sedap di kelas setelah jam istirahat. πŸ˜„ Bolehlah sesekali tambahin bedak & lipstik kalo muka kelihatan kucel dan pucat. πŸ˜‰
12. Uang sertifikasi jangan dihabiskan sekaligus. Disisihkan sebagian utk dana liburan.
13. Maksimalkan waktu libur sekolah dgn liburan juga bersama keluarga. Siswa libur, guru libur juga.
14. Jangan bawa pekerjaan di sekolah ke rumah. Kapan bikin RPP, soal ulangan dll? Yaa di sekolah, pas lagi senggang.
15. Pake kostum ngajar yang biasa aja, ga usah ribet macam ondel2. Yang penting rapi & bersih.

Guru bahagia, siswa pun bahagia. 😊😊😊